Jumat, 18 Januari 2013

Pembenihan ikan mas


Memelihara ikan mas itu mudah. Ikan mas banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia, terutama yang memiliki perairan air tawar. Ikan mas enak rasanya apabila dimasak. Sehingga banyak sekali permintaan ikan mas berukuran konsumsi. Dikarenakan banyak permintaan maka kebutuhan benihpun menjadi besar. Demikian juga kebutuhan pakan ikannya pun menjadi besar pula. Sehingga terjadilah rangkaian bisnis spesies ikan mas ini menjadi besar.



B.   Macam-Macam Ikan Mas
Di Indonesia terdapat beberapa macam ikan mas. Masing-masing ikan mas mempunyai sifat dan karakter yang agak berbeda. Macam ikan mas tersebut adalah:
  1. Majalaya
  2. Punten
  3. Sinyonya
  4. Mas Merah
  1. Karper Kancra
  2. Kancra Domas
  3. Kumpay
  4. Kaca.

C.   Ciri-Ciri Ikan Mas
1.  Ikan Mas Betina (gambar 2)
§  Tubuhnya gemuk,
§  Lubang genital terletak di belakang lubang anus,
§  Betina masak kelamin apabila perut telah membesar dan bila diraba terasa lunak
2. Ikan Mas Jantan (gambar 2)
§  Tubuhnya langsing,
§  Lubang genital terletak di depan lubang anus,
§  Jantan masak kelamin apabila perut diurut kearah lubang genital maka ikan akan mengeluarkan cairan kental berwarna putih susu.

WADAH PEMELIHARAAN IKAN MAS
Ikan mas mudah dipelihara, sehingga wadah budidayanya tidak menghendaki suatu persyaratan konstruksi yang khusus. Intinya hanya menghendaki persyaratan kualitas air yang layak. Ikan mas tersebut bisa dipelihara dalam wadah seperti terlihat pada .

MEMBENIHKAN IKAN MAS
 Pembenihan ikan merupakan kegiatan perbanyakan ikan sebagai salah satu tahapan   kegiatan penting di dalam budidaya ikan.  Tanpa dikuasainya keterampilan pembenihan ikan tersebut, dikarenakan terus-menerus dieksploitasi dan dikonsumsi maka ikan akan habis. Sehingga untuk melestarikan ikan,  maka keterampilan pembenihan  ikan sangat perlu dikuasai.
Keterampilan pembenihan ikan mas tidak sulit, bahkan sangat sederhana sehingga akan cepat dikuasai bagi pengusaha ikan pemula. Disarankan apabila akan mempelajari keterampilan pembenihan ikan species tertentu sebaiknya sebagai dasar perlu mempelajari keterampilan pembenihan ikan mas terlebih dahulu.
 A.   Menyiapkan  Kolam  Pemijahan
Kolam pemijahan ikan mas perlu dipersiapkan karena ikan mas hanya mau memijah apabila dipenuhinya persyaratan-persyaratan yang dikehendakinya. Persyaratan tersebut diantaranya adalah air kolam harus mengandung petrichor, air bersih, dibutuhkan substrat dan ada suara gemericik air. Bagaimana cara mendapatkan hal itu?
Ikan mas  segera  akan memijah apabila airnya mengandung petrichor. Petrichor adalah semacam bau ampo atau zat kimia katalisator. Untuk mendapatkan petrichor  ini dasar kolam harus kering. Cara pengeringan dasar kolam pemijahan ikan mas yang sering dilakukan oleh petani adalah dengan penjemuran sinar matahari atau melakukan pembakaran sesuatu di kolam tersebut. Setelah dasar kolam pemijahan kering benar, kemudian diairi maka air di dalam kolam tersebut biasanya akan mengandung bahkan bau petrichor.
Ikan mas memijah dibutuhkan substrat. Substrat adalah tempat menempelnya telur. Jenis substrat yang baik adalah kakaban yang tebuat dari ijuk (gambar 8). Tetapi seandainya kakaban ijuk  tidak ada maka bisa diganti dengan benda yang mirip dengan ijuk bisa berupa jerami atau rumput. Prinsip telur ikan mas akan menempel pada substrat. Sehingga air atau kolam pemijahan harus bersih dari kotoran atau sampah karena apabila tidak,  hal ini dikhawatirkan akan dijadikan tempat menempelnya telur.
 Suara gemericiknya air ternyata akan merangsang pemijahan ikan mas. Sehingga pengaturan aliran air pada pemijahan menjadi penting agar suara gemericik bisa didapatkan.

Agar didapatkan telur yang menempel pada subtrat banyak dan menyebar rata, maka perlu kakaban diatur sedemikian rupa. Berdasarkan pengalaman pengaturan kakaban yang baik adalah model susun berjajar dan atau model  substitusi. Pengaturan ini penting untuk mendapatkan fertilitas dan daya tetas telur yang tinggi. Untuk induk  betina (khususnya) dengan berat 1-2 kg biasanya dibutuhkan kakaban 8 buah dengan ukuran kakaban 1,25 X 0,45 m dengan  ukuran kolam pemijahan biasanya  1,5 X 3 X 1 m.  Kolam pemijahan dapat dilihat pada.

Langkah Menyiapkan Kolam Pemijahan
1.    Surutkan air  kolam hingga kering.
2.    Periksa pematang kolam dari kerusakan, dan perbaiki bila dibutuhkan.
3.    Keringkan dasar kolam dengan sinar matahari hingga minimal        3 hari.
4.    Susunlah kakaban berjajar rapat dan lapis dua dengan jarak 0,4 m. Perhatikan bentuk kolam!
5.    Apabila telah kering, pasangkan kakaban yang telah tersusun tersebut dengan jarak 0.25 m dari dasar.
6.    Masukkan air ke dalam kolam pemijahan hingga kedalaman 1 m. Pertahankan  permukaan air tersebut.
7.   Usahakan tetap ada air masuk hingga timbul suara gemericik.
           B.   Memilih Induk Matang Gonad
Tingkat kematangan gonad ikan sangat mempengaruhi keberhasilan pemijahan ikan. Walaupun saat ini telah banyak diketemukan hormon–hormon perangsang pertumbuhan dan pematangan gonad, namun tetap saja membutuhkan waktu dalam proses pertumbuhan dan pematangannya.
Untuk mendeteksi kematangan gonad ikan bisa dilihat dari tanda-tanda morfologi dan fisiologi sel telur atau sel sperma. Tanda-tanda morfologis ikan matang gonad (gambar 10) adalah:
*    Ikan betina : Gerakannya lamban, Perut gembung, Perut bila diraba terasa lunak,  Kulit kadang kelihatan memerah, Kadang-kadang telur telah keluar pada lubang genital,  Lubang genital memerah, Warna telur telah transparan.
*    Ikan jantan     : Ikan lebih langsing dibanding ikan betina, Gerakannya lincah, Bila diurut kearah lubang genital cairan seperti susu akan keluar.

 

Disamping kesehatan, kenormalan ikan merupakan unsur yang penting juga, karena faktor  ini akan diturunkan kepada anaknya.
Pada saat pemilihan induk ikan matang gonad usahakan induk ikan tidak stress. Jika induk ikan stress walaupun kematangan gonadnya sudah memenuhi, ikan tersebut biasanya tidak akan memijah. Jika demikian keadaannya pemijahan ikan bisa tertunda atau malah tidak jadi memijah, yang akhirnya telur ikan akan terserap kembali atau atresia. 
 Langkah Memilih Induk Jantan dan Betina Matang Gonad
1.    Pasanglah 2 hapa pada tempat yang banyak dan relatif jernih airnya.
2.    Surutkan air kolam yang ada induknya.
3.    Tangkaplah induk ikan secara hati-hati, usahakan ikan tidak stress.
4.    Pilihlah induk jantan matang gonad.
5.    Masukkan ke dalam hapa induk jantan.
6.    Pilihlah induk betina matang gonad.
7.    Masukkan ke dalam hapa induk betina.
8.    Biarkan hingga induk ikan bergerak normal kembali (tidak stress).
 C.   Memijahkan Ikan Mas
Pemijahan ikan mas dapat dilakukan dengan hanya  memanipulasi lingkungan, tanpa perlakuan perangsangan hormon. Persiapan kolam pemijahan yang telah dilakukan merupakan manipulasi lingkungan.   Kesiapan induk yang meliputi kematangan gonad, keseimbangan pasangan  juga merupakan kunci keberhasilan pemijahan ikan mas.
Pasangan ideal ikan mas adalah antara induk betina dan jantan berbanding 1 : 1 berdasarkan berat  tetapi disarankan  1 : 2 berdasarkan jumlah ikan sehingga apabila induk betina 2 ekor maka induk jantan 4 ekor. Perbandingan ini berhubungan dengan jumlah sperma yang diharapkan akan membuahi sel telur. Apabila jumlah sel sperma kurang dikhawatirkan akan mengakibatkan banyak telur yang tidak terbuahi sehingga telur akan mati (infertil). Tetapi kebalikannya fertilitasnya tinggi apabila jumlah sel sperma yang membuahi sel telur banyak dan terjadi pembuahan. Bisa dibayangkan proses pembuahan sel telur oleh sperma ikan terjadi di luar tubuhnya (external) sehingga gangguan oleh lingkungan sangat tinggi. Bagaimana sel sperma bisa mencapai sel telur perlu perjuangan yang kuat, lingkungan yang memadai dan adanya rangsangan dari sel telur itu sendiri.
Proses memijahnya ikan mas adalah bertahap tidak sekaligus sel telur itu keluar dari tubuhnya. Telur akan dikeluarkan menyebar seiring dengan kemana ikan itu berenang. Dengan demikian membutuhkan waktu.

Atas dasar hal itu maka disusunlah substrat kakaban itu berjajar dan berlapis dua. Saat ini muncul pula penggantian substrat baru apabila substrat yang lama telah penuh dengan telur (gambar 11). Dengan usaha semacam ini diharapkan penyebaran telur merata, jumlah telur yang tertangkap pada kakaban lebih banyak sehingga  angka pembuahan akan  tinggi dan sebagai akibat terakhir derajat penetasanpun menjadi tinggi. 
Kapan ikan mas itu memijah. Ikan mas akan memijah menjelang fajar hingga muncul matahari. Saat itu suhu air relatif stabil sehingga kondisi perairan pun cukup stabil. Keadaan lingkungan juga hening, suara gemericik air semakin merangsang ikan untuk memijah. Memang bagaimanapun lingkungan akan sangat mempengaruhi kemauan ikan mas untuk memijah.
 Langkah Kerja  Memijahkan Ikan Mas
1.    Alirkan air masuk ke dalam kolam pemijahan secara perlahan-lahan jika kolam pemijahan belum diairi.
2.    Masukkan pasangan induk ikan yang telah disiapkan secara      hati-hati,pada saat kedalaman air 40 cm.
3.    Alirkan air masuk ke dalam kolam pemijahan hingga mencapai kedalaman 100 cm.
4.    Peliharalah kedalaman air tersebut dengan tetap ada suara gemericik air.
5.    Amatilah cara memijah ikan tersebut.
 D.   Menetaskan Telur Ikan
Matahari mulai muncul, biasanya ikan mas telah selesai memijah. Kondisi induk ikan mas setelah selesai memijah akan kelelahan kurang energi, sehingga apabila dibiarkan induk ikan campur dengan telur ikan maka telur ikan akan dimakan oleh induknya. Untuk mengatasi hal ini segera dipisahkan antara induk ikan mas dengan telurnya. Cara memisahkannya biasanya kakaban yang berisi telur dipindahkan ke dalam kolam penetasan telur yang sebelumnya telah dipersiapkan.
Sebelum pemindahan telur kakaban yang berisi telur perlu dicuci dengan cara menggoyang-goyangkan kakaban tersebut pada air kolam pemijahan atau kolam penetasan. Tujuan dari pencucian telur ini agar telur terbebas dari tertempelnya kotoran yang ada dalam air baik lumpur maupun sampah, dll. Telur ikan tersebut telah terbuahi sehingga telah ada kehidupan didalamnya. Salah satu tanda–tanda kehidupan adalah adanya metabolisme, dengan demikian akan mengeluarkan sisa pembakaran. Sisa pembakaran tersebut dikeluarkan melalui pori-pori telur. Apabila pori-pori telur tesumbat oleh kotoran maka sisa pembakaran tidak akan keluar. Hal ini mengakibatkan perubahan kondisi di dalam telur tersebut.  pH dan zat lainnya akan berubah cenderung ke arah asam sehingga lama-kelamaan kehidupan di dalam telur akan mati.  
Proses perkembangan dan pertumbuhan embrio akan mencapai puncaknya ketika telur tersebut menetas. Menetasnya telur ini akibat desakan dari embrio itu sendiri dan dibantu oleh enzim chorionase untuk menghancurkan cangkang telurnya.  Segala proses akan dipercepat apabila suhu lingkungannya meningkat. Sehingga cepat lambatnya proses penetasan dipengaruhi oleh kondisi media penetasannya. Biasanya dibutuhkan waktu 18-36 jam untuk penetasan telur ikan mas.
Larva ikan setelah menetas dari telurnya masih dibekali cadangan makanan yang berupa kantong kuning telur atau egg yolk. Cadangan makanan ini cukup hingga 3 – 4 hari.  Jadi setelah  cadangan makanan habis maka benih ikan mas perlu diberi makanan tambahan baik berupa pakan alami atau emulsi kuning telur atau pakan berupa bubuk. 
 Kakaban sekarang hanya tinggal cangkang telur. Untuk menghindari proses pengotoran air media sebaiknya kakaban segera diangkat. Pastikan telur telah menetas semua dan hati-hati cara mengangkat kakaban. Jangan sampai larva ikut terangkat bersama kakaban. Perawatan larva perlu ketekunan dan kehati-hatian. Pengaturan aerasi, penyiponan, penggantian air dibutuhkan kehati-hatian. Hal ini semata-mata untuk menstabilkan kualitas air media. Contoh apabila aerasi terlalu besar bisa mengakibatkan penyakit ”Gas Buble Disease”.

Langkah Menetaskan Telur Ikan
1.         Siapkan kolam penetasan, bersihkan dan keringkan.
2.         Airi kolam penetasan dengan kedalaman 40 cm.
3.         Angkat kakaban berisi telur dan cuci dengan cara menggoyang-goyangkan kakaban tersebut.
4.         Amati warna telurnya.
5.         Pindahkan kakaban yang berisi telur ke dalam kolam penetasan dengan kedalaman 10 cm. Usahakan kakaban tenggelam.
6.         Pasang aerator bila perlu. Aerator tidak perlu besar.
7.         Pindahkan induk ikan yang berada di dalam kolam pemijahan ke dalam kolam induk.
8.         Amati kapan telur mulai menetas.
9.         Perkirakan berapa persen derajat penetasanya.
10.      Apabila telur telah menetas semua, angkat kakaban, cuci dan keringkan untuk disimpan kembali.

E.   Memelihara Larva
Fase larva adalah fase kritis dalam siklus hidup ikan, sehingga pemeliharaan larva merupakan fase yang paling sulit. Beberapa faktor yang menyebabkan pemeliharaan larva memiliki tingkat kesulitan tinggi yaitu:
§  Tubuh larva kecil dan belum sempurna sehingga bukaan mulut juga kecil, sehingga pemilihan pakan juga harus hati-hati.
§  Larva membutuhkan pakan alami, sehingga menuntut penyediaan pakan alami.

1.  Menyiapkan Peralatan dan Wadah Pemeliharaan Larva
Penyiapan peralatan dan wadah pemeliharaan dilakukan sebelum larva dipindahkan ke dalam wadah pemeliharaan. Penyiapan ini bertujuan agar larva hidup dengan layak, tidak terganggu oleh lingkungan yang tidak dikehendaki, tidak terganggu oleh bakteri atau kuman sehingga pertumbuhan larva akan cepat. Peralatan dan wadah perlu disanitasi dengan direndam pada air Kalium Permanganat. Sedangkan media perlu diciptakan agar kualitas air memenuhi persyaratan hidup larva tersebut, meliputi :
§  Suhu 27 – 30 °C
§  Derajd Keasaman 6,8 – 7,8
§  Kelarutan Oksigen 6 – 8 ppm.
Wadah yang sering digunakan adalah bak semen, fiber glas atau kadang-kadang kolam penetasan merupakan bagian dari kolam pendederan. Sedangkan peralatan yang sering dipergunakan adalah ember, scoop net (serok larva), selang sipon, sikat,dll.

2.  Menebar Larva
Larva yang telah berumur 3-4 hari biasanya dijarangkan. Penebaran larva perlu hati-hati (gambar 13). Setelah 3 hari biasanya yolksac telah habis, sehingga pada saat itu membutuhkan tambahan pakan dari luar, dan larva sudah mulai makan pakan tambahan itu. Setelah larva menetas semua kakaban perlu diangkat untuk dibersihkan dan dikeringkan.

3.  Memelihara Kualitas Air
Agar diperoleh kualitas air sebagai media hidup larva tetap stabil maka air media selalu disipon dan diganti air (gambar 14). Sipon hanya diperkenankan paling banyak 1/3 dari volume air, kemudian diganti dengan air yang baik sebanyak volume yang hilang disipon. Kotoran larva, sisa pakan larva memang segera harus dibersihkan dengan cara disipon. Kotoran tersebut potensi untuk menurunkan kualitas air media. Kemampuan larva untuk adaptasi terhadap lingkungan air yang baru sangat terbatas. Jaga aerasi tetap ada dengan dipasang aerator. Aersi secukupnya, tidak boleh besar-besar. Jaga kualitas air seperti tersebut di atas.

4.  Memberi Pakan Larva
Larva harus diberi pakan (gambar 15). Sebab pada wadah dan media yang terbatas terkondisi, maka pakan alami secara alamiah tidak tersedia. Pemberian pakan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Jenis pakan yang diberikan berupa emulsi kuning telur, pakan buatan berupa tepung dan pakan alami.
Emulsi kuning telur adalah kuning telur yang telah direbus dilarutkan ke dalam air secukupnya hingga larutlah kuning telur tersebut dan terbentuk emulsi kuning telur. Pakan buatan berupa tepung dapat diperolah pada penjual pakan ikan. Sedangkan pakan alami banyak macamnya, yaitu rotifera, daphnia, moina dan branchionus. Dari ketiga jenis pakan larva tersebut yang paling baik adalah pakan alami dikarenakan pakan alami berupa organisme renik yang hidup sehingga apabila pakan larva  tidak habis maka organisme tersebut tetap masih hidup hingga tidak mencemari air media. Hal ini sangat berbeda dengan pakan tidak hidup yaitu apabila pakan tersisa maka sisa pakan tersebut akan mencemari lingkungan media larva. Pemberian pakan diusahakan seefisien mungkin, pakan dimakan semua hingga tidak sisa.

6.   Memanen Larva
Setelah larva berumur 10-15 hari Larva dipanen dengan cara mengurangi air media pemeliharaan secara pelan-pelan. Persis di depan lubang pengeluaran dipasang scoop net bersama ember. Setelah air surut hingga secukupnya maka larva ditangkap dengan menggunakan scoop net secara pelan-pelan. Usahakan larva tidak lecet atau luka. Larva tersebut ditampung pada ember untuk dilepaskan pada kolam pendederan yang telah disiapkan sebelumnya.

MENDEDERKAN BENIH IKAN
1.     Menyiapkan Wadah Pendederan
a. Mengolah Dasar Wadah
Pengolahan dasar wadah (kolam) pendederan dilakukan sebelum pendederan benih dilakukan (gambar 16). Pengolahan dasar  kolam pendederan sangat penting dilakukan karena dasar kolam yang diolah akan meningkatkan kesuburan kolam sehingga akan mampu meningkatkan produktifitas kolam tersebut. Jika kolam dipergunakan terus menerus tanpa kemudian diolah maka kolam akan menjadi asam.
Bagaimana mengolah dasar kolam yang baik?
Sebelum pengolahan dasar kolam dilakukan terlebih dahulu kolam dikeringkan. Dasar kolam dicangkul merata tidak perlu terlalu dalam, kira-kira kedalaman 15 cm. Hal ini dimaksudkan nantinya agar tidak membentuk lumpur yang terlalu dalam.Hindari adanya telapak kaki, karena apabila ada telapak kaki akan mempersulit penangkapan benih ikan pada saat panen nantinya. Dengan adanya pengolahan dasar kolam struktur tanah diperbaiki, dengan terbaliknya tanah tanah akan menjadi lebih gembur dan pori-pori tanah terbentuk sehingga udara akan mengisi pori-pori tersebut. Yang lebih penting lagi lapisan kedap air terbentuk sehingga rembesan air tidak terjadi. Lakukan pengolahan dengan membentuk dasar kolam agak mering ke tengah ke arah kemalir.

2.    Memelihara Benih Ikan
a.  Melepas Benih Ikan
Benih ikan yang masih berupa post larva/lepas hapa hasil tangkapan dari bak penetasan dilepaskan dengan menggunakan metoda aklimatisasi pada sore atau pagi hari. Pada saat itu suhu air relatif masih stabil. Metoda aklimatisasi yaitu suatu metoda melepaskan larva/benih/ikan setelah ikan menyesuaikan diri pada lingkungan barunya, yaitu dengan cara meletakkan ikan bersama wadah ke dalam lingkungan yang baru. Wadah tersebut secara pelan akan teraliri air hingga ikan akan beradaptasi secara perlahan. Setelah ikan merasa telah beradaptasi maka ikan akan mulai lepas dengan sendirinya dan lari ke dalam lingkungan yang baru.
Padat penebaran 400 – 500 ekor/m2 post larva, dengan luasan kolam pendederan 500 – 1000 m2.

b.  Memberi Pakan Tambahan
Di dalam kolam pendederan tersebut telah ditumbuhi pakan alami sebagai pakan benih ikan. Dimungkinkan larva pada suatu periode waktu pakan alami melimpah sehingga tidak dibutuhkan pakan tambahan. Tetapi pada periode dimana organisme atau pakan alami  telah berkurang maka pakan tambahan dibutuhkan. Pakan tambahan berupa hi-provit tepung dengan berprotein tinggi diberikan setelah benih berumur 1 minggu di dalam kolam pendederan.  Pakan diberikan dengan frekuensi 2 kali satu hari yaitu pagi dan sore hari. Jumlah pakan yang diberikan secukupnya tidak perlu banyak, karena pemberian pakan buatan ini bersifat tambahan.
c.  Mengelola Kualitas Air
Air media pemeliharaan benih ikan perlu dijaga kualitasnya, sama seperti kualitas air media pemeliharaan larva. Pengelolaan air di dalam kolam pendederan cukup hanya memasukkan air dengan debit kecil dengan diimbangi pengeluaran air yang kecil pula, sehingga terjadi keseimbangan dan volume air di dalam kolam pendederan tetap. Apabila debit air masuk tinggi maka pakan alami atau nutrisi air yang telah terbentuk akan larut, hanyut terbawa air, lama-kelamaan air kolam akan miskin hara atau pakan alami. Lagi pula apabila debit air tinggi maka benih akan sering melakukan penyesuaian diri terhadap air tersebut, sedangkan untuk penyesuaian diri dibutuhkan energi. Sehingga benih ikan akan lambat pertumbuhannya.

d.  Memanen Benih Ikan
Setelah pendederan benih ikan berumur  5 minggu maka benih ikan perlu dipanen untuk dibesarkan. Pemanenan benih sebaiknya dimulai pada pagi hari, sebelum matahari muncul. Karena pada saat itu suhu masih dingin dan stabil. Kini benih ikan telah mencapai ukuran 5-8 cm, dengan berat 2.5 – 20 gram. Untuk memanen benih ikan pertama-tama yang harus dilakukan adalah membuka pintu air keluar, atur agar air keluar secara perlahan. Tetapi sebelumnya dipasang saringan terlebih dahulu agar benih tidak ikut keluar terbawa air. Tutuplah pintu air masuk, usahakan tetap masih ada air yang masuk walau hanya sedikit. Pemanenan benih ikan dapat dilihat pada Gambar 19.
Setelah benih telah berkumpul di kemalir dan kobakan maka benih ikan kemudian ditangkap dengan menggunakan serok halus. Masukkan benih ke dalam wadah penampungan sementara. Lakukan penangkapan benih hingga benih habis tidak tersisa lagi.

Ukuran benih ikan mas
Ada beberapa katagori ukuran benih ikan mas. Benih ikan mas yang biasa dipersiapkan untuk pembesarana adalah benih berukuran 5 – 8 cm atau 8.0 – 12 cm , (Ngaramo atau Ngaramo lepas). Benih ukuran tersebut biasanya didapat setelah periode Pendederan II.  makan waktu kira-kira 5 minggu lagi dari Pendederan I. Jadi benih ikan kira-kira berumur 10 minggu dari ukuran larva lepas (0.6 – 1.0 cm).

Pembenihan ikan bawal

Perikanan merupakan suatu sektor yang terus berubah dan berkembang dari tahun ke tahun.  Budidaya Perairan sebagai salah satu subsektor perikanan tidak luput dari hal tersebut.  Perbaikan dan penerapan teknologi dan inovasi terus dilakukan pada setiap kegiatan budidaya baik berupa teknologi dan inovasi sederhana sampai kepada yang tingkat tinggi.
Sebagai contoh penerapan teknogi dan inovasi tersebut seperti:
1.  Penerapan Efektive Metabolism (EM) atau probiotik pada persiapan lahan atau pada pengelolaan kualitas air wadah.
2.  Penerapan plankton katalis untuk memacu perkembangan plankton di kolam
3.  Manipulasi lingkungan dalam pemijahan ikan-ikan budidaya tertentu
4.  Penerapan hormon artifisial untuk pemijahan ikan-ikan tertentu, dan lain sebagainya.

Ikan bawal air tawar (Colosoma macropomum), merupakan ikan yang cukup banyak diminati oleh masyarakat sebagai ikan konsumsi karena rasa dagingnya yang enak.  Sedangkan para petani menyenangi membudidayakan ikan ini adalah karena cara membudidayakannya yang relatif mudah, biaya produksi relatif murah, serta pertumbuhannya yang cepat.
Pada ikan bawal air tawar (Colosoma macropomum), teknik pembenihan yang umum diterapkan oleh para pembenih adalah secara semi -buatan, dimana induk jantan dan betina sebelum memijah terlebih dahulu dirangsang dengan menggunakan hormon hipofisa atau hormon buatan (ovaprim), sedangkan pemijahannya terjadi secara alami (memijah sendiri).

Adapun yang dilakukan pada metode Pembenihan ikan bawal (Colosoma macropomum) diantaranya adalah:
1.Mempersiapkan wadah dan media pemeliharaan
2.Pemberian pakan pada induk dan larva
3.Pemindahan larva dan menyipon.

Induk ikan bawal tawar (Colosoma macropomum) yang siap dipijahkan adalah induk jantan dan betina yang mempunyai berat lebih minimal 2,0 kg, dimana induk-induk tersebut masing-masing telah matang gonad (kelamin). Induk ikan bawal air tawar dapat dilihat pada Gambar 2.
Pada induk ikan bawal jantan yang matang gonad dicirikan dengan warna bagian dada yang merah cerah, serta kalau distripping ke arah bagian perut akan keluar sperma (cairan putih susu).  Sedangkan pada induk betina ciri yang matang gonad dapat dilihat dari bagian perutnya yang mengembang (besar).  Adapun untuk memastikan bahwa telur induk betina sudah matang gonad sebaiknya contoh telurnya diambil menggunakan kateter (canulator), yaitu dengan memasukkan kateter ke dalam bagian urogenital (lubang kelamin betina) yang terdapat saluran kantung telurnya (oviduct) sedalam ± 2,5 cm, lalu diisap secara perlahan sehingga telur sebagian masuk ke dalam selang kateter.  Apabila telur sudah berbentuk bulat, warnanya kehijauan, serta mempunyai ukuran yang seragam, menandakan induk sudah matang kelamin dan siap dipijahkan.
Dalam kegiatan pemilihan induk matang kelamin ini langkah awal yang dilakukan adalah menangkap induk-induk tersebut dengan menggunakan jaring insang, yaitu dengan menyeret jaring dari bagian kolam belakang ke bagian depan kolam.  Karena ikan-ikan ini mudah ditangkap maka induk-induk dapat terjaring, yang selanjutnya dapat ditampung pada hapa.  Selanjutnya seleksi induk dapat dilakukan dengan memilih yang betul-betul siap pijah.
Gambar  2.  Induk Ikan Bawal
1.  Alat dan bahan
·           Timbangan
·           Jaring insang
·           Seser induk
·           Hapa
  • Kateter
  • Kantong plastik ikan
  • Induk jantan betina matang kelamin
 Keselamatan Kerja:
·           Bekerjalah dengan hati-hati
·           Pergunakanlah alat dan bahan sesuai dengan fungsi dan cara kerjanya
·           Pergunakanlah pakaian praktek/yang sesuai

Langkah Kerja:
·           Tangkaplah induk-induk
·           Tampunglah di dalam hapa
·       Pilihlah induk jantan yang matang  kelamin dengan cara menstripping induk, apabila keluar sperma tetapkanlah sebagai induk jantan yang terpilih.  Timbanglah bobot induk jantan yang terpilih.
·     Pilihlah induk betina yang matang  kelamin dengan menggunakan kateter, lalu timbang berat tubuhnya.
·           Masukkan induk-induk yang sudah dipilih ke dalam wadah pemberokan
·           Lakukanlah pemberokan selama sehari atau lebih tergantung kondisi induk

MEMIJAHKAN INDUK BAWAL AIR TAWAR (Colosoma macropomum)
Wadah untuk memijahkan ikan bawal air tawar ini bisa berupa bak semen atau bak fiberglass, dimana wadah sebelum digunakan harus dibersihkan dari kotoran yang terdapat, diisi dengan air bersih dan diberi aerasi yang keras agar nanti telur-telur bawal tetap melayang-layang di air (gambar 5).  Alat untuk pengaerasian yaitu blower yang dapat menghembuskan udara dengan keras.
Gambar   5.  Wadah pemijahan induk bawal air tawar

Selanjutnya induk-induk betina dan jantan yang sudah selesai disuntik disatukan pada wadah pemijahan yang sudah disiapkan. Biasanya induk-induk akan memijah pada tengah malam sampai subuh, dimana induk betina mengeluarkan telurnya yang diiringi dengan induk jantan membuahi telur-telur tersebut dengan mengeluarkan spermanya.  Pembuahan secara ovipar ini akan menghasilkan telur-telur yang sangat banyak yang dapat dilihat dari telur-telur terdapat berwarna putih jernih melayang-layang di air.  Telur yang biasanya berukuran kecil ketika dilepaskan ke air dan dibuahi akan mengembang sehingga mencapai ukuran beberapa kali lipat ukuran asalnya.


 Langkah Kerja
1.  Alat dan bahan
*        Wadah pemijahan
*        Blower/Aerator
*        Selang aerasi
*        Seser induk
*        Hapa


*        Spuit
*        Hormon ovaprim
*        Aquabidest
*  Induk jantan dan betina matang kelamin

Keselamatan Kerja:
*        Bekerjalah dengan hati-hati
*        Pergunakanlah alat dan bahan sesuai dengan fungsi dan cara kerjanya
*        Pergunakanlah pakaian praktek/yang sesuai

 Langkah Kerja:
*        Siapkanlah wadah pemijahan sesuai kebutuhan.
*        Hitunglah kebutuhan hormon untuk penyuntikan pertama dan kedua ,lalu ambil hormon pada botolnya menggunakan spuit sesuai kebutuhan, untuk menjamin hormon masuk dan bereaksi dengan baik didalam tubuh induk, encerkan hormon tersebut dengan aquabidest dengan perbandingan 2 – 4 kali lipat.
*        Tangkaplah induk betina lalu suntiklah pada bagian punggung sebelah kanan  untuk penyuntikan pertama, selanjutnya pada punggung sebelah kiri untuk yang kedua (agar induk tidak stress).
*        Pada saat penyuntikan ke dua induk betina lakukanlah penyuntikan induk jantan dengan jumlah hormon yang sudah ditentukan.
*        Masukkanlah induk-induk yang sudah disuntik ke dalam wadah pemijahan.
*        Tutuplah wadah pemijahan dengan menggunakan bahan yang dapat menjaga induk-induk tidak loncat dari dalam wadah ke luar.
*        Amatilah proses pemijahannya, apabila proses pemijahan sudah selesai segera tangkap induk-induknya untuk dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk.

MENETASKAN TELUR DAN MEMELIHARA LARVA BAWAL

Setelah induk memijah kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah menetaskan telur dan memelihara larva bawal.  Rangkaian kegiatannya adalah menyiapkan wadah untuk menetaskan telur dan memelihara larvanya.  Wadah yang dipersyaratkan adalah wadah yang higienis serta memenuhi kriteria kualitas air yang baik. 
Suhu air wadah diusahakan berkisar antara 27 – 30 oC, konsentrasi O2 terlarut sebaiknya tidak kurang dari 5 ppm,; pH 6,5 – 8,5; amonia   < 0,02; H2S < 0,006 ppm; dan alkalinitas 30 mg/l setara CaCO3.  Untuk penetasan telur hembusan blower (udara) harus selalu besar agar telur selalu teraduk (melayang-layang) dalam air, sebab apabila ada telur yang mengendap (tidak teraduk) akan menyebabkan tidak mau menetas.  Telur ikan bawal yang sudah dibuahi dapat dilihat pada Gambar 6.
      
CRIM0005
Gambar  6.  Telur ikan bawal yang sudah dibuahi


Penetasan bisa dilakukan langsung di wadah seperti bak fiberglass, bak semen, akuarium, atau pada corong tetas asal dengan syarat kualitas airnya baik serta kondisi airnya selalu mengeluarkan gelembung udara agar telur terus teraduk .
(gambar 7).
Ketika saat penetasan telur, agar kandungan amoniak tidak terlalu tinggi sebaiknya setiap 2 -3 jam sekali selalu dilakukan penggantian air.  Karena apabila kandungan amoniak tinggi akan menyebabkan telur gagal menetas atau larva yang baru menetas akan mati.
Setelah ± 14 jam sejak telur dipindahkan dari bak pemijahan telur sudah mulai menetas.  Maka kegiatan pemanenan larva sudah bisa dilakukan. Caranya cukup mudah dan sederhana yaitu dengan mengangkat/ mematikan aerasi beberapa saat sehingga larva yang baru menetas timbul dipermukaan sedangkan cangkang telurnya akan mengendap di dasar wadah.  Maka ketika itulah dilakukan pemindahan larva dengan cara menyeser larva pada wadah.  Hal ini dilakukan terus menerus beberapa kali sampai diperkirakan larva sudah terpanen semuanya atau sebagian besar sudah terpanen.
Copy%20(10)%20of%20Copy%20of%20DSC01620
Gambar  7.   Akuarium untuk memelihara larva bawal

Pada saat pemeliharaan larva hal yang harus dilakukan adalah menjaga kondisi kualitas air agar tetap baik.  Diantaranya yang penting dilakukan ialah menyifon kotoran organik yang terdapat pada air, serta melakukan penggatian air secara parsial (0,5 – 0,7 bagian air).
Larva bawal mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur (Yolk) yang besar.  Biasanya cadangan makanan tersebut akan habis setelah berumur 3 – 4 hari setelah menetas.  Oleh sebab itu penyiapan makanan alami berupa artemia baru diberikan pada hari ke 4 atau ke 5.  Itu berarti penetasan artemia baru dilakukan ketika larva berumur 3 hari, sebab cyst (telur) artemia akan menetas sekitar          ± 16 jam (tergantung merk dagang/kualitas cyst).
Cara untuk menetaskan artemia adalah dengan membuat larutan garam dengan konsentrasi 15 – 20 ppt.  Untuk satu galon aqua cukup ditetaskan sekitar 4 sendok telur artemia,  selanjutnya wadah penetasan yang berisi air garam dan telur artemia tadi diberi aerasi yang cukup sedang secara terus menerus.
Padat penebaran larva dalam wadah akuarium berukuran  80 x 40 x 40 cm kira-kira 5.000 ekor, sedangkan apabila di dalam bak yang berukuran 100 x 200 cm dapat mencapai 50.000 – 75.000 ekor.  Adapun pemberian pakan berupa artemia dilakukan 3 – 4 jam sekali tergantung kondisi perut larva apakah masih berisi pakan atau sudah habis dicerna.


 Langkah Kerja
1.  Alat dan bahan
*      Wadah penetasan dan pemeliharaan larva
*      Sikat lantai
*      Blower/Aerator
*      Pompa submersible
*      Outomatic water heater
*      Termometer
*      Selang air
*      Desinfektan?sabun colek
*      Selang aerasi
*      Seser larva
*      Corong tetas
*      Ember/wadah penetasan artemia
*      Mangkok
*      Sendok
*      Artemia
*      Garam dapur (NaCl)

Keselamatan Kerja:
*        Bekerjalah dengan hati-hati
*        Pergunakanlah alat dan bahan sesuai dengan fungsi dan cara kerjanya
*        Pergunakanlah pakaian praktek/yang sesuai

Langkah Kerja :
*        Bersihkanlah wadah untuk menetaskan telur dan memelihara larva menggunakan sikat lantai dan desinfektan.
*        Isilah wadah dengan air bersih sampai volume yang ditentukan.
*        Pasanglah aerator dan heater minimal 15 menit sebelum diisi dengan telur dan larva. Khusus untuk wadah penetasan perbesarlah aerasinya sampai apabila berisi telur nantinya telur akan teraduk melayang-layang diair.
*        Pindahkanlah telur-telur hasil pemijahan dengan cara menyeroknya dari tempat pemijahan, lalu masukkan ke wadah penetasan sesuai dengan kepadatan yang dipersyaratkan.
*        Gantilah air wadah penetasan secara periodik sesuai petunjuk.
*        Setelah telur-telur mulai menetas lakukan pemanenan larva dengan cara yang sudah ditentukan.
*        Tebarlah larva-larva pada wadah pemeliharaan larva sesuai kepadatan yang sudah ditentukan.
*        Lakukanlah penyifonan sebanyak minimal 1 kali sehari, dan penggantian air secara parsial ketika kondisinya sudah tidak layak lagi.
*        Lakukanlah pengontrolan fungsi alat, dan pengontrolan kualitas air secara periodik
*        10. Ketika larva sudah berumur 3 hari lakukanlah penetasan artemia sesuai petunjuk teknis.
*        11. Ketika larva berumur 4 – 5 hari lakukanlah pemberian pakan berupa   artemia secara periodik dan jumlah yang diperkirakan cukup.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharan induk Bawal adalah:
          Pada induk ikan bawal jantan yang matang gonad dicirikan dengan warna bagian dada yang merah cerah, serta kalau distripping ke arah bagian perut akan keluar sperma (cairan putih susu).  Sedangkan pada induk betina ciri yang matang gonad dapat dilihat dari bagian perutnya yang mengembang (besar).  Adapun untuk memastikan bahwa telur induk betina sudah matang gonad sebaiknya contoh telurnya diambil menggunakan kateter (canulator), yaitu dengan memasukkan kateter ke dalam bagian urogenital (lubang kelamin betina) yang terdapat saluran kantung telurnya (oviduct) sedalam ± 2,5 cm, lalu diisap secara perlahan sehingga telur sebagian masuk ke dalam selang kateter.  Apabila telur sudah berbentuk bulat, warnanya kehijauan, serta mempunyai ukuran yang seragam, menandakan induk sudah matang kelamin dan siap dipijahkan.